Thursday, July 14, 2016

Mengelola Kekompakan Alumni

Kekompakan sesama alumni sangat dibutuhkan untuk membangun networking dan nama baik kampus.
Membangun alumni yang solid bukan pekerjaan mudah. Tak jarang para alumni menemukan kekompakan mereka hanya pada masing-masing jurusan, fakultas atau berdasarkan angkatan kelulusan nya saja. Bagi Anda yang ingin meningkatkan kekompakan alumni berikut beberapa tips nya :

1. Sistem Hirarki yang Jelas
Bagi senior yang kedatangan alumni baru, berikanlah pada mereka arahan dengan jelas. Kemudian sampaikan juga hal-hal yang seharusnya mereka capai. Hal ini dilakukan agar alumni baru cepat mengerti dan beradaptasi dengan dunia kerja. Selain itu, disarankan pula agar para senior memberi gambaran tentang kekuatan dan prestasi alumni lainnya sehingga antar alumni bisa saling membanggakan dan punya keterikatan batin.

2. Pelatihan dari Alumni
Selain informasi yang jelas, para alumni baru disarankan agar mendapat coaching atau pelatihan dari para senior. Karena bimbingan tersebut akan menjadi bekal bagi mereka untuk semakin mengerti dan mengenal dunia kerja. 'Mentransfer ilmu' juga bisa semakin mempererat hubungan antara alumni junior dan alumni senior.
3. Organisasi Alumni yang Terstruktur
Korps Alumni dengan struktur organisasi yang jelas akan membuat alumni lebih solid. Karena para alumni akan lebih terorganisir, mempunyai kegiatan rutin yang jelas, saling mengenal, saling peduli satu sama lainnya dalam kegiatan organisasi tersebut serta membangun peluang kerja yang lebih besar lagi.
4. Dukungan Kampus
Untuk menciptakan kekompakan alumni yang solid, tak bisa hanya mengandalkan usaha dari para alumni nya saja. Pihak kampus juga harus ikut andil. Kampus bisa membangun kekompakan para alumni melalui kegiatan yang mereka adakan, misalnya dengan kumpul keluarga besar alumni tiap tahun, sehingga sesama alumni akan saling mengenal satu sama lainnya dan menjadi ajang bertukar informasi serta networking.
By : Korps Alumni (Koral) STP 42

Thursday, June 16, 2016

STOP BUANG SAMPAH KE LAUT

Dewasa ini Indonesia merupakan negara peringkat kedua terbesar yang mencemari lautan dengan sampah plastik yaitu sekitar 1.29 juta metric ton / tahun. Rekor ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi bukti masih rendahnya kesadaran masyarakat dan negara Indonesia dalam menggunakan dan mengelola sampah plastik.
Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2016 membuat program bebas polusi (Zero Pollution) di Lautan Indonesia. KKP akan menggandeng instansi dan kementerian yang terkait mengenai pencemaran lingkungan hidup yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Dalam rangka mendukung program KKP tersebut, Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jakarta beserta para alumni membuat kegiatan yang bertepatan dengan "Hari Peduli Sampah Nasional" pada tanggal 21 Februari 2016 di Lingkungan Pelabuhan Muara Baru, Jakarta.
Kegiatan ini sebagai stimulus untuk mengajak masyarakat mulai peduli terhadap kebersihan lingkungan khususnya laut.
Bentuk kegiatan antara lain :
1. Upacara dan pembacaan Deklarasi Bebas Sampah 2020 oleh para peserta
2. Serah terima drum sampah hasil karya Taruna STP Jakarta kepada pihak pelabuhan sebagai simbolis dukungan pihak pelabuhan dan masyarakat sekitar untuk "STOP Buang Sampah Ke Laut"
3. Aksi nyata campaign keliling muara baru sambil memungut sampah dan membersihkan sampah yang ada di permukaan laut di area dermaga muara baru. 

Friday, January 29, 2016

INDONESIA RANKING 2 SAMPAH PLASTIK DI LAUTAN

INDONESIA RANKING 2 SAMPAH PLASTIK DI LAUTAN

Indonesia menjadi ranking kedua negara penyumbang sampah plastik di lautan. Ranking Indonesia dalam menyumbangkan sampah plastik ke laut hanya dikalahkan oleh China. Rekor baru Indonesia ini tentunya membuat kita semua prihatin. Sekaligus menjadi bukti masih rendahnya kesadaran masyarakat dan negara Indonesia dalam menggunakan dan mengelola sampah plastik.


Sebuah hasil penelitian dari Ilmuwan kelautan dari University of Georgia dirilis di Science (science.sciencemag.org). Penelitian tersebut menemukan fakta bahwa sekitar 4,8 hingga 12,7 juta metrik ton sampah plastik telah memasuki lautan pada tahun 2010. Ini setara dengan kurang lebih antara 4.762.000.000 – 12.700.000.000 kg. Jika dibandingkan, beratnya mencapai 1,3 kali berat Piramida Besar di Giza, Mesir.
Sampah plastik dengan mudah dapat mencapai lautan dan mencemari lautan. Sampah yang dibuang sembarangan, tidak dikelola dengan baik, akan terbawa air hujan ke sungai yang akhirnya sampai ke laut. 
Tim Ilmuwan yang dipimpin oleh Jenna R. Jambeck ini pun menelusuri asal mula sampah-sampah plastik yang berada di lautan tersebut. Penelitian mencakup 192 negara pesisir di dunia, termasuk Indonesia.
Hasilnya cukup mencengangkan. Tim Ilmuwan meranking 20 negara pesisir penyumbang terbesar sampah plastik di lautan. Dalam ranking tersebut, Indonesia menduduki negara nomor dua terbesar penghasil dan penyumbang sampah plastik ke lautan. Total sampah plastik dari negara Indonesia mencapai 1,29 juta metrik ton per tahun.
Indonesia hanya kalah dari China yang menghasilkan sampah plastik ke lautan sebanyak 3,53 juta metrik ton per tahun. Mengungguli Filipina dan Vietnam yang masing-masing menyumbang 0,75 dan 0,73 juta metrik ton sampah plastik per tahun.
Selengkapnya daftar 20 negara penyumbang terbesar sampah plastik di lautan adalah sebagai berikut:
  1. China dengan 3,53 juta metrik ton sampah plastik per tahun
  2. Indonesia (1,29)
  3. Filipina (0,75)
  4. Vietnam (0,73)
  5. Sri Lanka (0,64)
  6. Thailand (0,41)
  7. Mesir (0,39)
  8. Malaysia (0,37)
  9. Nigeria (0,34)
  10. Bangladesh (0,31)
  11. Afrika Selatan (0,25)
  12. India (0,24)
  13. Algeria (0,21)
  14. Turki (0,19)
  15. Pakistan (0,19)
  16. Brazil (0,19)
  17. Myanmar (0,18)
  18. Maroko (0,12)
  19. Korea Utara (0,12)
  20. Amerika Serikat (0,11)
Indonesia jauh mengalahkan negara India yang memiliki penduduk lebih banyak. bandingkan penduduk Indonesia yang sekitar 255 juta (2015) menghasilkan 1,29 juta metrik ton sampah plastik. Sedangkan India dengan penduduk yang jauh lebih besar, sekitar 1,2 miliar, ‘hanya’ menyumbang 0,24 juta metrik ton sampah plastik per tahun.
Pun dengan Brazil yang jumlah penduduknya berselisih sedikit, sekitar 205 juta. Namun Brazil ‘hanya’ menyumbang 0,19 juta metrik ton sampah plastik per tahun. Brazil berada diperingkat ke-16, berselisih jauh dengan peringkat Indonesia.
Ranking Sampah Plastik di Laut
Sampah Plastik di Laut
Artinya kesadaran masyarakat Indonesia dalam menggunakan plastik dan mengelola sampah plastik masih sangat rendah. Termasuk regulasi yang dikeluarkan pemerintah dalam memerangi sampah plastik. Sikap 3R sampah pun tampaknya belum membudaya.
Padahal sampah plastik sangat berbahaya bagi lingkungan. Plastik merupakan sampah yang sulit terurai (non-biodegradable) hingga ratusan tahun. Saat mencemari laut akan bertahan lama, bahkan saat terurai pun zat-zat pembentuknya menimbulkan racun bagi ekosistem laut.
Ranking kedua sebagai negara dengan penyumbang sampah plastik terbanyak di lautan dunia seharusnya membuat kita sadar. Dibutuhkan kearifan dalam menggunakan peralatan berbahan plastik. Mengurangi pemakaian bahan-bahan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Pun dibutuhkan kesadaran untuk mengelola sampah plastik yang dihasilkan.
Referensi dan gambar:
science.sciencemag.org/content/347/6223/768
www.motherjones.com/environment/2015/02/ocean-plastic-waste-china

KKP Buat Program Laut Bebas Polusi


Tahun 2016, KKP Buat Program Laut Bebas Polusi

KKPNews, Jakarta. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan bekerja sama dengan instasi dan kementerian terkait mengenai pencemaran di perairan laut Indonesia. Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengatakan pihaknya akan bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terkait permasalahan itu.

“Kita berharap semua tambang mempunyai penampungan limbah yang benar sehingga ketika melakukan proses pengambilan tambang tidak sampai mencemari lautan,” ujar Susi, dalam jumpa wartawan di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Kamis (12/11).

Selain itu, Susi mengatakan di tahun 2016 nanti pihaknya juga akan membuat program bebas polusi (zero pollution) di lautan Indonesia. Untuk itu, tambah Susi, dirinya akan membuat surat kepada Direktur Utama PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni ) Persero untuk melarang kapal-kapalnya mebuang sampah di laut. Hal ini juga akan berlaku bagi kapal-kapal lainnya, terutama kapal-kapal berpenumpang agar tidak mencemari laut Indonesia.

“Tahun depan, kita juga akan membuat program menuju zero pollution lautan. Lautan kita tidak boleh sampai terpolusi, larangan dan himbauan kepada kapal-kapal untuk tidak membuang sampah. Terutama kapal-kapal Pelni, ini kita akan buat surat Dirut Pelni untuk melarang kapal Pelni buang sampah di lautan. Juga kapal-kapal penumpang lainnya, tidak boleh laut kita cemari,” tegasnya.

Menurut Susi, program ini dilakukan untuk membebaskan laut dari sampah karena laut bukanlah tempat sampah. Dengan ini, maka program laut masa depan bangsa akan semakin menjadi program prioritas.

Sementara itu, dalam laporan riset yang dimuat di jurnal science, para peneliti menyatakan sampah plastik yang mengalir ke laut bisa lebih besar. Setiap tahun, 8 juta ton sampah plastik berakhir di laut. Sampah sebanyak itu kira-kira bisa menutup area seluas 34 kali Pulau Manhattan di New York dengan sampah plastik setinggi pergelangan kaki. Angka itu juga setara dengan sampah plastik yang diproduksi seluruh dunia pada 1961.Angka 8 juta ton itu hanyalah sampah yang dibuang populasi pesisir di 192 negara.

Tim peneliti yang dipimpin Jenna Jambeck dari Universitas Georgia memperkirakan para penduduk yang tinggal di sekitar 50 kilometer dari garis pantai menghasilkan 275 juta ton sampah plastik pada 2010. Adapun sampah plastik yang lolos ke lautan berkisar 4,8-12,7 juta ton. Jambeck dan koleganya membuat daftar 20 negara yang paling banyak mencemari laut dengan plastik. Mereka tidak hanya merupakan produsen sampah plastik terbesar, tetapi juga memiliki pengolahan sampah terburuk. Sebanyak 16 negara dalam daftar tersebut memiliki perkembangan ekonomi pesat, namun tidak diimbangi dengan perbaikan gaya hidup dan fasilitas pengolahan sampah yang memadai.

Cina ada di peringkat pertama dalam daftar itu. Pada 2010, Cina menghasilkan 8,8 juta ton atau sekitar 27 persen dari produksi sampah plastik global. Diperkirakan 1,3-3,5 juta ton di antaranya hanyut ke laut. Indonesia menempati peringkat kedua dengan produksi sampah plastik mencapai 3,2 juta ton. Jumlah sampah plastik yang lolos ke laut mencapai 1,29 juta ton. Sekitar 83 persen sampah di Indonesia tidak dikelola dengan baik.

Tanpa ada upaya pembenahan, jumlah sampah plastik yang lolos ke laut bisa melonjak sepuluh kali lipat pada 2025. Meningkatkan pengelolaan sampah hingga 50 persen di 20 negara itu bisa mengurangi jumlah limbah plastik yang lolos ke laut hingga 41 persen pada 10 tahun mendatang. Perbaikan pengelolaan sampah pada 10 negara teratas dalam daftar itu bisa mengurangi jumlah limbah plastik hingga 6,4 ton pada 2025.

Berikut daftar Negara Penyumbang Sampah Terbanyak :

No Negara           Jumlah (ton)
1   Cina                     8,8 juta
2   Indonesia              3,2 juta
3   Filipina                  1,9 juta
4   Vietnam                1,8 juta
5   Sri Lanka              1,6 juta
6   Thailand                  1 juta
7   Mesir                       1 juta
8   Nigeria                  0,9 juta
9   Malaysia                0,9 juta
10  Bangladesh           0,8 juta
20  Amerika Serikat    300 ribu


*)berbagai sumber