KKPNews, Jakarta. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan
bekerja sama dengan instasi dan kementerian terkait mengenai pencemaran
di perairan laut Indonesia. Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi
Pudjiastuti mengatakan pihaknya akan bekerjasama dengan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) dan Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral terkait permasalahan itu.
“Kita berharap semua tambang mempunyai penampungan limbah yang benar
sehingga ketika melakukan proses pengambilan tambang tidak sampai
mencemari lautan,” ujar Susi, dalam jumpa wartawan di JI Expo Kemayoran,
Jakarta, Kamis (12/11).
Selain itu, Susi mengatakan di tahun 2016 nanti pihaknya juga akan membuat program bebas polusi (zero pollution)
di lautan Indonesia. Untuk itu, tambah Susi, dirinya akan membuat surat
kepada Direktur Utama PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni ) Persero
untuk melarang kapal-kapalnya mebuang sampah di laut. Hal ini juga akan
berlaku bagi kapal-kapal lainnya, terutama kapal-kapal berpenumpang
agar tidak mencemari laut Indonesia.
“Tahun depan, kita juga akan membuat program menuju zero pollution
lautan. Lautan kita tidak boleh sampai terpolusi, larangan dan himbauan
kepada kapal-kapal untuk tidak membuang sampah. Terutama kapal-kapal
Pelni, ini kita akan buat surat Dirut Pelni untuk melarang kapal Pelni
buang sampah di lautan. Juga kapal-kapal penumpang lainnya, tidak boleh
laut kita cemari,” tegasnya.
Menurut Susi, program ini dilakukan untuk membebaskan laut dari
sampah karena laut bukanlah tempat sampah. Dengan ini, maka program laut
masa depan bangsa akan semakin menjadi program prioritas.
Sementara itu, dalam laporan riset yang dimuat di jurnal science,
para peneliti menyatakan sampah plastik yang mengalir ke laut bisa
lebih besar. Setiap tahun, 8 juta ton sampah plastik berakhir di laut.
Sampah sebanyak itu kira-kira bisa menutup area seluas 34 kali Pulau
Manhattan di New York dengan sampah plastik setinggi pergelangan kaki.
Angka itu juga setara dengan sampah plastik yang diproduksi seluruh
dunia pada 1961.Angka 8 juta ton itu hanyalah sampah yang dibuang
populasi pesisir di 192 negara.
Tim peneliti yang dipimpin Jenna Jambeck dari Universitas Georgia
memperkirakan para penduduk yang tinggal di sekitar 50 kilometer dari
garis pantai menghasilkan 275 juta ton sampah plastik pada 2010. Adapun
sampah plastik yang lolos ke lautan berkisar 4,8-12,7 juta ton. Jambeck
dan koleganya membuat daftar 20 negara yang paling banyak mencemari laut
dengan plastik. Mereka tidak hanya merupakan produsen sampah plastik
terbesar, tetapi juga memiliki pengolahan sampah terburuk. Sebanyak 16
negara dalam daftar tersebut memiliki perkembangan ekonomi pesat, namun
tidak diimbangi dengan perbaikan gaya hidup dan fasilitas pengolahan
sampah yang memadai.
Cina ada di peringkat pertama dalam daftar itu. Pada 2010, Cina
menghasilkan 8,8 juta ton atau sekitar 27 persen dari produksi sampah
plastik global. Diperkirakan 1,3-3,5 juta ton di antaranya hanyut ke
laut. Indonesia menempati peringkat kedua dengan produksi sampah plastik
mencapai 3,2 juta ton. Jumlah sampah plastik yang lolos ke laut
mencapai 1,29 juta ton. Sekitar 83 persen sampah di Indonesia tidak
dikelola dengan baik.
Tanpa ada upaya pembenahan, jumlah sampah plastik yang lolos ke laut
bisa melonjak sepuluh kali lipat pada 2025. Meningkatkan pengelolaan
sampah hingga 50 persen di 20 negara itu bisa mengurangi jumlah limbah
plastik yang lolos ke laut hingga 41 persen pada 10 tahun mendatang.
Perbaikan pengelolaan sampah pada 10 negara teratas dalam daftar itu
bisa mengurangi jumlah limbah plastik hingga 6,4 ton pada 2025.
Berikut daftar Negara Penyumbang Sampah Terbanyak :
No Negara Jumlah (ton)
1 Cina 8,8 juta
2 Indonesia 3,2 juta
3 Filipina 1,9 juta
4 Vietnam 1,8 juta
5 Sri Lanka 1,6 juta
6 Thailand 1 juta
7 Mesir 1 juta
8 Nigeria 0,9 juta
9 Malaysia 0,9 juta
10 Bangladesh 0,8 juta
20 Amerika Serikat 300 ribu
1 Cina 8,8 juta
2 Indonesia 3,2 juta
3 Filipina 1,9 juta
4 Vietnam 1,8 juta
5 Sri Lanka 1,6 juta
6 Thailand 1 juta
7 Mesir 1 juta
8 Nigeria 0,9 juta
9 Malaysia 0,9 juta
10 Bangladesh 0,8 juta
20 Amerika Serikat 300 ribu
*)berbagai sumber
No comments:
Post a Comment